
Harga Emas batangan Antam mencetak rekor tertinggi sepanjang tahun dengan lonjakan signifikan Pada hari Selasa, 9 September 2025. Yakni naik sebesar Rp 26.000 dari Rp 2.060.000 menjadi Rp 2.086.000 per gram. Kenaikan ini sekaligus memecahkan rekor harga sebelumnya yang terjadi pada April 2025, ketika harga sempat menembus Rp 2.044.000.
Bukan hanya harga jual, harga buyback emas Antam juga ikut melonjak. Kini buyback berada di kisaran Rp 1.933.000 per gram, naik sebesar Rp 26.000 di bandingkan hari sebelumnya. Sementara itu, Harga Emas batangan Antam per Selasa (9 September 2025) tercatat sebagai berikut: 0,5 gram Rp 1.093.000, 1 gram Rp 2.086.000, 5 gram Rp 10.205.000, 10 gram Rp 20.355.000, 25 gram Rp 50.762.000, 50 gram Rp 101.445.000, 100 gram Rp 202.812.000, 250 gram Rp 506.765.000, 500 gram Rp 1.013.320.000, dan 1.000 gram (1 kg) Rp 2.026.600.000.
Harga ini berlaku di Logam Mulia Antam sesuai ketentuan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22, yaitu potongan sebesar 0,45% untuk pembeli dengan NPWP dan 0,9% bagi yang tidak memiliki NPWP. Potongan tersebut langsung di terapkan saat transaksi dan di sertai bukti potong resmi.
Lonjakan ini mempertegas tren positif Harga Emas dalam beberapa bulan terakhir. Domino efeknya cukup kuat, terutama ketika investor mencari aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global. Kenaikan harga emas Antam mencerminkan sentimen positif di pasar komoditas, di mana emas sering di anggap sebagai aset safe-haven saat terjadi inflasi, volatilitas mata uang, maupun ketegangan geopolitik.
Bagi investor, tren kenaikan ini menjadi momentum penting untuk mempertimbangkan alokasi lebih besar pada portofolio emas, baik sebagai instrumen jangka panjang maupun sebagai alat lindung nilai. Sementara bagi pembeli, kenaikan harga jual dan buyback ini mengingatkan perlunya strategi dan perencanaan yang matang agar tetap bisa memperoleh margin keuntungan optimal.
Faktor Global Yang Memengaruhi Pasar Komoditas
Harga emas dunia belakangan ini mengalami lonjakan signifikan. Fenomena ini tidak lepas dari berbagai Faktor Global Yang Memengaruhi Pasar Komoditas. Sebagai aset safe-haven, emas kerap menjadi pilihan investor saat ketidakpastian ekonomi dan geopolitik meningkat.
- Inflasi yang Tinggi
Salah satu penyebab utama naiknya harga emas adalah tingkat inflasi global yang masih tinggi. Inflasi membuat daya beli mata uang menurun, sehingga investor mencari alternatif aset yang lebih stabil nilainya. Emas di anggap sebagai penyimpan nilai (store of value) yang lebih aman di bandingkan mata uang kertas.
- Kebijakan Suku Bunga Bank Sentral
Kebijakan moneter bank sentral dunia, khususnya Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat, turut memengaruhi harga emas. Ketika suku bunga di turunkan atau ekspektasi pelonggaran moneter muncul, emas menjadi lebih menarik karena tidak memberikan bunga, tetapi nilainya justru meningkat.
- Ketidakpastian Geopolitik
Konflik internasional, seperti perang, ketegangan antarnegara, hingga isu keamanan global, membuat emas semakin di lirik. Dalam kondisi krisis, investor cenderung mengalihkan dana mereka ke aset yang lebih aman, sehingga mendorong harga emas naik.
- Nilai Tukar Dolar AS
Harga emas dunia umumnya di hitung dalam dolar AS. Ketika dolar melemah terhadap mata uang lain, harga emas biasanya naik karena menjadi lebih murah bagi investor luar negeri. Sebaliknya, dolar yang menguat cenderung menekan harga emas, meski faktor lain sering kali lebih dominan.
- Permintaan Tinggi dari Negara Berkembang
Negara seperti China dan India adalah konsumen emas terbesar, baik untuk perhiasan maupun tabungan. Lonjakan permintaan dari kedua negara ini, terutama saat musim pernikahan atau festival, juga ikut mendongkrak harga emas di pasar global.
Secara keseluruhan, kenaikan harga emas global di picu oleh kombinasi faktor inflasi, kebijakan moneter, ketidakpastian geopolitik, melemahnya dolar, serta tingginya permintaan dari negara besar. Kondisi ini membuat emas tetap menjadi instrumen investasi yang menarik bagi investor di seluruh dunia, terutama di masa penuh ketidakpastian.
Tips Investasi Emas Yang Bisa Di Terapkan Di Tengah Tren Kenaikan Harga
Lonjakan harga emas dalam beberapa waktu terakhir membuat banyak orang semakin melirik logam mulia ini sebagai instrumen investasi. Namun, tingginya harga juga menuntut strategi yang cermat agar investor tetap bisa mendapatkan keuntungan optimal. Berikut beberapa Tips Investasi Emas Yang Bisa Di Terapkan Di Tengah Tren Kenaikan Harga.
- Beli Secara Bertahap
Saat harga emas melonjak, membeli dalam jumlah besar sekaligus bisa berisiko. Lebih baik gunakan strategi dollar cost averaging, yaitu membeli emas sedikit demi sedikit secara berkala. Cara ini membantu menyeimbangkan harga beli rata-rata sehingga risiko fluktuasi lebih terkendali.
- Fokus pada Tujuan Jangka Panjang
Emas di kenal sebagai instrumen penyimpan nilai. Maka dari itu, sebaiknya gunakan emas untuk tujuan jangka panjang, seperti dana pendidikan, tabungan pensiun, atau persiapan darurat. Jangan terlalu terpancing oleh pergerakan harga harian yang fluktuatif.
- Perhatikan Selisih Beli dan Jual
Selain harga global, investor juga harus memperhatikan harga buyback yang ditawarkan penjual resmi seperti Antam atau Pegadaian. Selisih harga jual dan beli bisa memengaruhi keuntungan. Pastikan membeli di tempat resmi agar emas terjamin keaslian dan likuiditasnya.
- Diversifikasi Portofolio
Meski emas di anggap aman, jangan menaruh semua dana di satu instrumen. Diversifikasi dengan investasi lain seperti saham, obligasi, atau reksa dana tetap diperlukan agar portofolio lebih seimbang dan risiko lebih rendah.
- Manfaatkan Produk Emas Digital
Selain emas fisik, kini tersedia produk emas digital melalui aplikasi keuangan resmi. Investasi ini lebih fleksibel karena memungkinkan pembelian mulai dari nominal kecil dan bisa di cairkan kapan saja.
Investasi emas saat harga naik tetap bisa menguntungkan jika di lakukan dengan strategi tepat. Dengan membeli bertahap, fokus jangka panjang, memperhatikan buyback, melakukan diversifikasi, dan memanfaatkan teknologi digital, investor bisa memaksimalkan potensi emas sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian global.
Emas Sejak Lama Di Kenal Sebagai Instrumen Investasi Yang Aman
Emas Sejak Lama Di Kenal Sebagai Instrumen Investasi Yang Aman. Seiring perkembangan teknologi, kini emas tidak hanya tersedia dalam bentuk batangan atau perhiasan, tetapi juga dalam bentuk emas digital yang bisa di beli melalui aplikasi keuangan resmi. Keduanya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing.
- Bentuk Kepemilikan
- Emas Fisik: Investor memegang langsung emas batangan, koin, atau perhiasan. Ada kepastian wujud nyata sehingga memberikan rasa aman.
- Emas Digital: Emas di simpan dalam bentuk saldo di aplikasi atau platform tertentu. Meski tidak terlihat secara fisik, investor tetap memiliki hak kepemilikan yang bisa di cairkan kapan saja.
- Likuiditas
- Emas Fisik: Bisa dijual kembali ke toko emas, Pegadaian, atau Antam. Namun, prosesnya memerlukan waktu dan sering ada potongan harga buyback.
- Emas Digital: Sangat likuid karena bisa dicairkan dalam hitungan menit lewat aplikasi. Investor bahkan bisa menjual sebagian kecil tanpa perlu menunggu.
- Modal Awal
- Emas Fisik: Membutuhkan modal lebih besar, biasanya minimal 0,5 gram atau 1 gram.
- Emas Digital: Bisa di mulai dengan nominal kecil, bahkan mulai dari Rp10.000, sehingga cocok untuk pemula.
- Biaya Tambahan
- Emas Fisik: Ada biaya cetak, penyimpanan (jika di simpan di safe deposit box), dan risiko kehilangan.
- Emas Digital: Tidak ada biaya penyimpanan fisik, tetapi biasanya di kenakan biaya administrasi atau spread harga oleh platform.
- Keamanan
- Emas Fisik: Rentan hilang atau di curi jika tidak di simpan dengan aman.
- Emas Digital: Lebih aman karena tersimpan di sistem, tetapi investor harus memilih platform resmi yang di awasi OJK untuk menghindari risiko penipuan.
Emas fisik lebih cocok bagi mereka yang ingin kepastian wujud nyata dan investasi jangka panjang, sementara emas digital ideal untuk investor pemula, praktis, dan fleksibel. Kombinasi keduanya bisa menjadi strategi cerdas agar portofolio lebih seimbang Harga Emas.