Airlangga Hartanto, Keanggotaan CPTPP Perkuat Posisi Indonesia
Airlangga Hartanto, Keanggotaan CPTPP Perkuat Posisi Indonesia

Airlangga Hartanto, Keanggotaan CPTPP Perkuat Posisi Indonesia

Airlangga Hartanto, Keanggotaan CPTPP Perkuat Posisi Indonesia

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Airlangga Hartanto, Keanggotaan CPTPP Perkuat Posisi Indonesia
Airlangga Hartanto, Keanggotaan CPTPP Perkuat Posisi Indonesia

Airlangga Hartanto Selaku Menko Perekonomian Menjelaskan Bahwa Keikutsertaan Indonesia Dalam CPTPP Memberikan Peluang Ekonomi Yang Luas. Yang mana, keikutsertaan tersebut merupakan perjanjian perdagangan internasional atau yang biasa di sebut “Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership”. Keikutsertaan Indonesia terhadap keanggotaan CPTPP ini nyatanya dapat memberikan peluang ekonomi yang cukup luas bagi negara ini. Yang mana, melalui aksesi ini Indonesia di harapkan mampu memperkuat perdagangan dengan berbagai negara. Penguatan perdagangan yang di maksud ialah perdagangan di berbagai negara, termasuk di dalamnya Peru dan Meksiko. Menurut Airlangga Hartanto, partisipasi dalam CPTPP juga berpotensi mendorong reformasi struktural di dalam negeri. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa Indonesia tengah menjalani proses aksesi untuk bergabung dalam perjanjian tersebut. Dalam keterangannya pada konferensi pers, Airlangga Hartanto menyampaikan bahwa diskusi dengan negara-negara anggota CPTPP telah di lakukan. Serta, ini merupakan bagian dari tindak lanjut proses aksesi ini, terangnya pada Rabu, 25 September 2024 di Jakarta. 

Airlangga Hartanto juga mengungkapkan bahwa surat resmi dari Indonesia telah di kirimkan. Yang mana, dalam waktu satu hari Menteri Perdagangan Selandia Baru segera meresponsnya. Selain itu, Airlangga Hartanto juga menuturkan bahwa proses ini telah di laporkan langsung kepada Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Yang mana, beliau telah memberikan instruksi agar Indonesia segera memulai langkah aksesi. Lebih lanjut, Airlangga Hartanto menegaskan bahwa CPTPP adalah perjanjian perdagangan antar negara dengan perekonomian kuat. Yang mana, pada awalnya dulu berasal dari kerja sama di bawah APEC. 

Oleh karena itu, negara – negara yang berpartisipasi dalam CPTPP umumnya merupakan negara dengan ekonomi yang cukup besar. Dengan hal ini, ia juga berharap bahwa dengan bergabungnya Indonesia dalam CPTPP. Maka, akses perdagangan dengan negara-negara seperti Amerika Latin, Kanada, dan kawasan Meksiko akan semakin terbuka. Sehingga, ini dapat meningkatkan aktivitas ekspor dan impor negara. 

Airlangga Hartanto Menyebut CPTPP Telah Membantu Beberapa Negara Dalam Meningkatkan Volume Ekspor

Airlangga Hartanto Menyebut CPTPP Telah Membantu Beberapa Negara Dalam Meningkatkan Volume Ekspor yang cukup signifikan. Yang mana, ini berdasarkan pengalaman negara-negara seperti Vietnam dan Peru menunjukkan bahwa keanggotaan tersebut membantu mereka meningkatkan volume ekspor negara tersebut. Di samping itu, Airlangga Hartanto juga menekankan bahwa Indonesia perlu mengikuti standar perdagangan tinggi. Yang mana, ini telah di terapkan dalam CPTPP agar suatu negara mampu bersaing di pasar internasional yang lebih luas. Mengingat, sebagai negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN. Serta, sekaligus satu-satunya anggota G20 di kawasan tersebut, keanggotaan Indonesia dalam CPTPP di nilai akan memperkuat posisi strategisnya di kawasan Indo-Pasifik. Indonesia, menurut Airlangga Hartarto perlu menjadikan regulasi internasional sebagai acuan. Terutama dalam hal menghadapi persaingan global. 

Mengingat posisi yang kuat di ASEAN dan keanggotaan di G20, Indonesia di yakini akan memperoleh manfaat signifikan dari keikutsertaan dalam CPTPP. Terutama dalam memperkuat pengaruhnya di kawasan Indo-Pasifik. Sehingga, melalui keanggotaan ini di harapkan dapat semakin memperkuat posisi ekonomi Indonesia di panggung internasional. Yang mana seiring dengan integrasi ekonomi regional yang semakin erat. Sebelumnya, Airlangga Hartarto yang turut hadir dalam peringatan 75 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang di selenggarakan di Jakarta. Yang mana, pada kesempatan tersebut ia menyampaikan pandangannya mengenai hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok. 

Menurut Airlangga Hartanto, hubungan kedua negara bersifat saling melengkapi dan saling menguntungkan. Airlangga Hartanto lanjut menjelaskan bahwa kemitraan strategis komprehensif yang telah terjalin antara Indonesia dan Tiongkok menunjukkan betapa pentingnya hubungan tersebut. Terutama, bagi pembangunan ekonomi kedua negara. Ia juga optimis bahwa pemerintahan Indonesia yang akan datang dapat melanjutkan pencapaian-pencapaian yang telah di raih. Sehingga, hubungan tersebut akan semakin kuat dan merevitalisasi ekonomi kedua negara. Airlangga Hartanto juga menekankan bahwa pesatnya transformasi digital yang terjadi di seluruh dunia telah berperan besar. Terutama dalam memperkuat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok. 

Mendukung Strategi Indonesia Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sejumlah proyek investasi besar yang melibatkan Tiongkok menunjukkan bahwa negara tersebut telah menjadi mitra utama Indonesia. Hal ini khususnya dalam bidang perdagangan dan investasi. Di samping itu, lembaga Tiongkok juga turut Mendukung Strategi Indonesia Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia. Hal ini dapat di lihat dalam mengembangkan keterampilan yang di butuhkan. Terutama untuk menghadapi perekonomian baru seperti ekonomi hijau dan ekonomi digital. Hal ini menegaskan bahwa kemitraan antara kedua negara tidak hanya mencakup sektor perdagangan. Namun, juga berbagai aspek strategis lainnya yang dapat meningkatkan daya saing ekonomi masing-masing negara. Yang mana, pada tahun 2023 total nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok mencapai 127,8 miliar usd. Yang mana, ini tidak termasuk perdagangan dengan Hong Kong. 

Nilai tersebut mencerminkan hubungan perdagangan yang semakin erat antara kedua negara ini. Selain itu, kerja sama perdagangan antara ASEAN dan Tiongkok juga mencapai puncak tertinggi sepanjang sejarah. Berdasarkan data dari ASEAN, volume perdagangan antara ASEAN dan Tiongkok mencatat rekor baru. Terutama pada tahun yang sama dengan nilai mencapai 702 miliar usd. Yang mana, selama 15 tahun berturut-turut Tiongkok terus mempertahankan posisinya sebagai mitra dagang terbesar ASEAN. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran Tiongkok dalam perdagangan regional. Airlangga Hartarto selaku Menko Perekonomian menyatakan bahwa peluang untuk mengembangkan kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok masih sangat besar. Menurutnya, potensi yang cukup signifikan seperti pada sektor ekonomi digital, energi berkelanjutan, dan sektor teknologi. Yang mana, sektor tersebut memiliki potensi yang signifikan untuk menjadi pilar utama dalam memperkuat hubungan kedua negara di masa depan.

Di sisi lain, Airlangga Hartanto juga menyoroti beberapa proyek kerja sama yang telah berdampak positif pada perekonomian. Seperti contoh proyek Kereta Cepat Whoosh telah memberikan kontribusi dalam meningkatkan konektivitas antarwilayah. Yang mana, nanti pada gilirannya akan mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Selain itu, kerja sama dalam pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus juga patut di apresiasi. 

Contoh Kolaborasi Antar Indonesia Dan Tiongkok

Tsinghua Southeast Asia Center yang berlokasi di KEK Kura-Kura di Bali merupakan slaah satu Contoh Kolaborasi Antar Indonesia Dan Tiongkok. Yang mana, fasilitas tersebut telah resmi beroperasi penuh sejak November 2022. Lebih lanjut, Airlangga Hartanto mengungkapkan bahwa pada akhir bulan ini, Tsinghua Southeast Asia Center akan bekerja sama dengan Dewan Nasional KEK. Kerjasama tersebut juga akan berlangsung di KEK Kura-Kura Bali, serta dengan Lembaga Insinyur Indonesia. Yang mana, ini untuk menyelenggarakan acara berbagi pengetahuan dan jaringan. Acara ini akan berfokus pada pengembangan sektor kecerdasan buatan dan semikonduktor. Selanjutnya, acara ini juga akan mempertemukan para ahli dan pelaku industri dari kedua negara. Menurut Airlangga Hartanto, tujuan dari acara ini adalah untuk memfasilitasi kolaborasi yang lebih erat antara akademisi dan industri. Khususnya dari kedua negera yang berkolaborasi yaitu Indonesia dan Tiongkok.

Di samping itu, Airlangga Hartanto juga menekankan bahwa Indonesia seperti halnya Tiongkok, bersikap terbuka terhadap kemitraan. Terutama kemitraan dengan berbagai negara di seluruh dunia yang mendukung prinsip multilateralisme. Dengan memperkuat kerja sama, kedua negara dapat membangun kemitraan yang tidak hanya menguntungkan masing-masing pihak. Namun, juga memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian global tutur Airlangga Hartanto.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait