Federasi Bahrain Minta Laga Lawan Indonesia Di Tempat Netral
Federasi Bahrain Minta Laga Lawan Indonesia Di Tempat Netral

Federasi Bahrain Minta Laga Lawan Indonesia Di Tempat Netral

Federasi Bahrain Minta Laga Lawan Indonesia Di Tempat Netral

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Federasi Bahrain Minta Laga Lawan Indonesia Di Tempat Netral
Federasi Bahrain Minta Laga Lawan Indonesia Di Tempat Netral

Federasi Bahrain Mengajukan Surat Menuju AFC Agar Pada Saat Laga Melawan Indonesia Di Gelar Di Tempat Netral. Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) akhirnya merespons permintaan dari BFA yang meminta agar pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Timnas Indonesia di pindahkan ke tempat netral. Pada 25 Maret 2025, Indonesia akan menjamu Bahrain dalam pertandingan yang termasuk dalam Grup C zona Asia. Dalam pernyataannya, AFC menegaskan bahwa mereka memahami kekhawatiran BFA mengenai keselamatan dan keamanan tim nasional mereka saat bermain di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Kekhawatiran ini muncul setelah adanya ancaman dari suporter Indonesia yang di tujukan kepada para pemain Bahrain. AFC pun menyatakan bahwa mereka mengutuk tindakan ancaman yang di lakukan oleh suporter Indonesia. Lebih lanjut, mereka menyatakan komitmen untuk menjaga keselamatan semua pemain, ofisial, dan penggemar yang terlibat.

Dalam hal ini, AFC juga memastikan bahwa mereka akan mengambil langkah serius untuk memastikan tidak ada pelecehan ataupun ancaman daring yang akan merusak jalannya pertandingan. Selain itu, AFC akan segera melakukan pembahasan dengan berbagai pihak terkait. Mereka akan menggelar pertemuan dengan FIFA, BFA, dan PSSI untuk memastikan agar situasi ini dapat di selesaikan dengan baik. Sehingga lingkungan pertandingan tetap aman bagi semua yang terlibat. Sebelumnya, BFA telah mengeluarkan pernyataan resmi yang meminta agar pertandingan tersebut di pindahkan ke tempat yang netral karena ancaman yang di terima para pemain mereka di media sosial. Menanggapi permintaan BFA, pihak PSSI menyatakan bahwa mereka akan menjamin keamanan para pemain dan ofisial Bahrain selama berada di Indonesia. PSSI juga memastikan bahwa pertandingan tetap akan di gelar di Jakarta, seperti halnya pertandingan sebelumnya di Bahrain.

Federasi Bahrain Menyampaikan Permohonan

AFC telah menanggapi permintaan dari BFA terkait usulan agar pertandingan melawan Timnas Indonesia pada leg kedua ronde ke 3 Kualifikasi Pildun 2026 Asia zone di gelar di tempat netral pada tanggal 25 Maret tahun 2025. Federasi Bahrain Menyampaikan Permohonan supaya laga tidak di adakan di Indonesia, dan AFC menanggapi permintaan ini dengan sangat serius. Untuk menindaklanjuti hal ini. AFC akan melakukan pembicaraan lebih serius bersama FIFA dan juga PSSI guna membahas kemungkinan penyelenggaraan di tempat lain. BFA khawatir selepas adanya serangan siber yang di terima para pemain dan ofisial tim Bahrain usai laga pada leg pertama pada Stadion Riffa, Bahrain di tanggal 10 Oktober. Pada laga yang selesai sama kuat 2-2 tersebut, Bahrain mendapat untung dari putusan wasit. Yang memperpanjang extra time berawal 6 jadi 9 menit tanpa alasan yang jelas.

Gol penyeimbang yang di cetak Bahrain pada menit terakhir ini memicu ketegangan di antara para pendukung kedua negara. AFC menegaskan komitmennya untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan semua pihak yang terlibat, baik pemain, ofisial, maupun penggemar. Mereka juga mengutuk segala bentuk pelecehan dan ancaman yang terjadi di dunia maya. Selain itu, AFC berjanji akan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, termasuk FIFA, BFA, dan PSSI. Untuk menciptakan lingkungan pertandingan yang aman dan terjamin bagi semua pihak yang berkepentingan. Sementara itu, Arya Sinulingga menginfokan bahwasanya pihaknya siap jamin keamanan Timnas Bahrain saat mereka bertandang ke Indonesia. PSSI juga menegaskan bahwa pertandingan tetap sebaiknya di langsungkan di Jakarta untuk menjaga asas keadilan, seperti pertandingan sebelumnya di Bahrain.

Sasaran Serangan Netizen

Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA) dan Timnas Bahrain menjadi Sasaran Serangan Netizen pendukung Timnas Indonesia setelah hasil imbang 2-2 dalam matchday ketiga Grup C di Bahrain National Stadium, Riffa, pada 10 Oktober 2024. Dalam pertandingan tersebut, Bahrain di nilai mendapatkan keuntungan dari keputusan wasit Ahmed Al Kaf asal Oman yang meniup peluit akhir pada menit ke-90+11. Meskipun waktu tambahan hanya enam menit. Kesempatan itu memungkinkan Bahrain mencetak gol penyeimbang pada menit ke-90+9. Tidak hanya itu, BFA juga di tuduh memberikan pelayanan yang buruk kepada suporter Timnas Indonesia selama pertandingan di Bahrain. Keluhan tersebut di sampaikan oleh Garuda Qatar, kelompok pendukung Timnas Indonesia yang berbasis di Qatar. Mereka mengaku mengalami ketidaknyamanan selama berada di Bahrain National Stadium.

Sebagai tanggapan, pada Rabu, 16 Oktober 2024, melalui akun Instagram resminya, BFA merilis pernyataan yang terdiri dari empat poin penting. Salah satu poin yang mereka sampaikan adalah keputusan untuk menolak bermain di kandang Timnas Indonesia karena adanya ancaman pembunuhan yang di terima oleh tim mereka. Pernyataan tersebut juga menyoroti ketidakpuasan BFA terhadap perilaku para pendukung Indonesia di dunia maya. BFA mengecam keras serangan melalui internet yang di tujukan kepada situs web, akun media sosial, dan sistem komunikasi mereka. Mereka menyebut serangan ini sebagai tindakan yang tidak bisa di terima dan tidak mencerminkan semangat olahraga. Yang seharusnya menyatukan masyarakat dari berbagai negara. Menurut BFA, hinaan dan ancaman yang di terima oleh pemain dan pendukung Bahrain sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Serta tidak mencerminkan perkembangan yang seharusnya terjadi di dunia olahraga.

Berupaya Menyudutkan Indonesia

Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA) di katakan Berupaya Menyudutkan Indonesia dengan meminta agar venue pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Maret 2025 di pindahkan ke tempat netral. Mereka mengajukan permintaan tersebut karena adanya dugaan serangan serta ancaman yang di alami oleh pemain Bahrain melalui media sosial. Serta serangan siber terhadap situs resmi federasi setelah laga Bahrain vs Indonesia yang berakhir imbang 2-2. Keputusan ini di ambil setelah banyak warganet Indonesia mengeluhkan kinerja wasit Ahmed Al Kaf asal Oman. Yang di anggap tidak adil, dan menyoroti tindakan pemain Bahrain yang di nilai memanipulasi pertandingan. Weshley Hutagalung, seorang pengamat sepak bola terkemuka. Menyatakan bahwa ia tidak melihat alasan kuat bagi BFA untuk menolak bermain di Indonesia. Ia mempertanyakan apakah ada kondisi darurat seperti perang atau tingkat kriminalitas tinggi yang menyebabkan pemerintah Indonesia menerapkan aturan jam malam.

Menurutnya, alasan yang di sampaikan oleh BFA lebih terlihat sebagai strategi pemberitaan yang sengaja di rancang untuk menyudutkan Indonesia sebagai tuan rumah. Lebih lanjut, Weshley menegaskan bahwa ini merupakan bagian dari duel strategi komunikasi setelah serangan masif dari netizen Indonesia. Di sisi lain, PSSI telah memberikan jaminan terkait keamanan dan kenyamanan pemain Bahrain jika pertandingan tetap di langsungkan di Indonesia. Exco PSSI, Arya Sinulingga, menyatakan bahwa Indonesia adalah bangsa yang ramah terhadap tamu. Sehingga mereka akan memastikan para pemain Bahrain merasa aman selama berada di Indonesia. Namun, Weshley juga mengingatkan bahwa warganet Indonesia perlu lebih bijaksana dalam berkomentar di media sosial.

Menurutnya, di era digital ini, semua orang dapat menjadi hakim dan pembuat konten yang bisa menggiring opini publik. Ia menyarankan agar suporter Indonesia lebih fokus mendukung Timnas Merah Putih. Baik melalui media sosial maupun dengan hadir langsung di stadion. Keputusan untuk meminta pemindahan venue pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 ke tempat netral di anggap sebagai strategi pemberitaan yang sengaja dirancang oleh Federasi Bahrain.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait