Kilang Pertamina Internasional Sokong Industri Dalam Negeri
Kilang Pertamina Internasional Menggunakan Komponen Dalam Negeri Yang Menunjukkan Dukungan Terhadap Pengembangan Industri Dalam Negeri. Yang mana, ini terjadi pda pelaksanaan proyek besar yang di kelola oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan. Proyek ini merupakan salah satu bentuk komitmen Kilang Pertamina Internasional untuk mendukung pengembangan industri lokal. Yang tentunya melalui penggunaan produk-produk dalam negeri terutama dalam proyek Refinery Development Master Plan di Balikpapan. Proyek RDMP Balikpapan sendiri merupakan proyek nasional yang sangat penting dan menjadi salah satu yang paling rumit. Dengan memiliki investasi terbesar yang sedang di implementasikan oleh Pertamina. Yang mana, nilai investasi yang mencapai sekitar 7,4 miliar USD. Hal ini membuat proyek tersebut di rancang untuk meningkatkan kapasitas dan kompleksitas pengolahan kilang Pertamina yang ada di Balikpapan. Sehingga, peningkatan teknologi kilang menjadi salah satu tujuan utama dari proyek Pertamina ini. Sehingga, kilang dapat beroperasi lebih efisien dan menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
Meski demikian, Kilang Pertamina Internasional tetap memprioritaskan pemakaian produk lokal. Hal ini sesuai dengan visi mereka dalam mendukung industri dalam negeri. Penggunaan produk lokal dalam proyek ini memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian. Mengingat, ini memberikan efek pengganda bagi sektor industri nasional. Menurut pernyataan dari Corporate Secretary KPI, walaupun proyek RDMP Balikpapan merupakan proyek yang sangat kompleks. Serta, proyek ini membutuhkan material serta peralatan berteknologi tinggi. Kilang Pertamina tetap mengutamakan pemanfaatan produk-produk yang dapat di produksi dalam negeri. Yang mana, jika produk-produk tersebut memiliki standar kualitas yang sama atau bahkan lebih baik. Serta, dengan harga yang kompetitif, maka Kilang Pertamina akan memilih untuk menggunakannya.
Sebagai contoh pada proyek RDMP Balikpapan, produk-produk dalam negeri yang banyak di pergunakan antara lain adalah welding carbon steel pipe & fittings. Produk-produk ini menjadi bagian penting dari proses pembangunan kilang Pertamina di Balikpapan.
Kilang Pertamina Indonesia Tidak Hanya Meningkatkan Teknologi Mereka
Kilang Pertamina Indonesia Tidak Hanya Meningkatkan Teknologi Mereka, namun juga memberikan kontribusi langsung pada industri nasional. Yang mana, hal ini membuka peluang bagi produsen dalam negeri untuk berpartisipasi dalam proyek berskala besar ini. Pernyataan ini menunjukkan bahwa KPI serius dalam memberikan ruang bagi industri lokal untuk tumbuh dan berkembang. Yang mana, seiring dengan pelaksanaan proyek strategis yang sedang mereka kelola. Komitmen tersebut memperlihatkan keselarasan antara pembangunan infrastruktur energi nasional dengan pemberdayaan industri domestik. Yang mana, ini untuk menjamin penggunaan produk-produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan perusahaan. Maka, PT Kilang Pertamina Internasional telah menetapkan pedoman internal yang mengatur penggunaan produk lokal. Selanjutnya, pedoman ini di dasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 29 tahun 2018. Yang mana, peraturan ini mengatur tentang Pemberdayaan Industri serta peraturan turunannya.
Menurut Hermansyah Y Nasroen selaku Sekretaris Korporat Kilang Pertamina Internasional, pedoman dan tata kelola tersebut merupakan wujud kepatuhan perusahaan terhadap regulasi pemerintah yang berlaku. Yang mana, sebagai anak perusahaan yang beroperasi di sektor kilang pengolahan minyak dan petrokimia. Mereka menjalankan bisnisnya dengan berpedoman pada prinsip-prinsip Environment, Social, and Governance (ESG). Selain itu, Kilang Pertamina juga telah menjadi bagian dari United Nations Global Compact. Yang mana, ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap Sepuluh Prinsip Universal dari UNGC. Selanjutnya, komitmen ini di integrasikan ke dalam strategi operasional perusahaan. Yang mana, ini merupakan bagian dari implementasi aspek ESG. Kilang Pertamina bertekad untuk terus menjalankan bisnisnya secara profesional. Dengan mengedepankan visi menjadi perusahaan kilang minyak dan petrokimia kelas dunia yang tidak hanya berwawasan lingkungan. Namun juga bertanggung jawab secara sosial serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.
Dalam upayanya mencapai visi tersebut, Kilang Pertamina meluncurkan 34 inisiatif strategis pada semester pertama 2024. Yang mana, ini memiliki target nilai tambah yang setara dengan 321 juta USD.
Perusahaan Mampu Mengawal Setiap Inisiatif Strategis Dengan Baik
Taufik Aditiyawarman selaku Direktur Utama KPI menyatakan keyakinannya, bahwa Perusahaan Mampu Mengawal Setiap Inisiatif Strategis Dengan Baik. Kemudian, fokus utama dari beberapa inisiatif tersebut adalah optimasi intake dan produk. Upaya ini di arahkan untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan intake serta optimalisasi penjualan produk yang di hasilkan. Selain itu, Perusahaan KPI juga menekankan pentingnya optimasi operasi untuk meningkatkan efektivitas operasional. Sehingga, hasil produksi dapat di optimalkan secara maksimal. Lebih lanjut, KPI juga menjalankan berbagai strategi lain seperti optimasi aspek keuangan. Upaya ini bertujuan menjaga kestabilan finansial perusahaan serta memastikan pengelolaan keuangan yang efisien. Kilang Pertamina Internasional merancang berbagai langkah strategis yang di maksudkan untuk meningkatkan kinerja finansial perusahaan secara menyeluruh. Taufik optimis bahwa melalui berbagai inisiatif ini, Kilang Pertamina Internasional akan mampu meningkatkan performa perusahaan. Yang mana, baik dari segi operasional maupun keuangan, sehingga bisa memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perusahaan di masa mendatang.
Dengan adanya pedoman internal yang kuat dan berbagai inisiatif strategis. Kilang Pertamina Interansional menunjukkan komitmen untuk terus berkembang sebagai perusahaan yang berorientasi pada efisiensi dan keberlanjutan. Hermansyah Y Nasroen menyampaikan bahwa seiring dengan tantangan trilemma energi yang di hadapi, perusahaan terus berupaya untuk mempertahankan kinerja operasional yang optimal. Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa meskipun terdapat dinamika yang kompleks, namun KPI berhasil mencatat peningkatan Yield Valuable Product sebesar 0,5 persen. Yang mana peningkatan ini terjadi degnan realisasi mencapai 81,8 persen dari target volume sebesar 81,3 persen. Hermansyah juga menekankan pentingnya sinergi antara unit operasi kilang dan afiliasi di bawah pengawasan KPI. Menurutnya, sinergi tersebut sangat penting untuk terus menjaga dan bahkan meningkatkan kinerja perusahaan ke depannya.
Trilemma energi sendiri mengacu pada tantangan yang di hadapi dalam pengelolaan energi. Yang mana, ini melibatkan tiga isu utama seperti Keterjangkauan Energi, Ekuitas, dan Ketahanan Energi.
Rencana Transisi Energi Yang Ramah Lingkungan
Di mana, ketahanan energi sendiri berarti kemampuan untuk memenuhi permintaan energi baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Sedangkan Ekuitas/Keterjangkauan Energi berkaitan dengan aksesibilitas terhadap energi dan harga energi yang wajar. Terakhir Keberlanjutan yang mengacu pada Rencana Transisi Energi Yang Ramah Lingkungan guna mengurangi dampak perubahan iklim. Hermansyah menyadari bahwa menjalankan bisnis dengan cara yang berkelanjutan merupakan salah satu aspirasi para pemangku kepentingan. Saat ini, salah satu proyek terbesar yang di kelola oleh Kilang Pertamina Internasional adalah Green Refinery yang tengah memasuki fase kedua. Proyek ini di harapkan dapat meningkatkan kapasitas pengolahan menjadi 6 KBPD dari yang sebelumnya dari 3 KBPD. Serta peningkatan terahdap proporsi komponen nabati dalam Sustainable Aviation Fuel atau SAF mencapai 100 persen dengan nilai terendah 2,4 persen. Upaya ini menunjukkan inovasi dan adaptasi terhadap tuntutan keberlanjutan di sektor energi jika melihat komitmen yang telah di lakuan Kilang Pertamina.