PSSI
PSSI Resmi Pecat Kluivert Karena Gagal Lolos Piala Dunia

PSSI Resmi Pecat Kluivert Karena Gagal Lolos Piala Dunia

PSSI Resmi Pecat Kluivert Karena Gagal Lolos Piala Dunia

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
PSSI
PSSI Resmi Pecat Kluivert Karena Gagal Lolos Piala Dunia

PSSI Pada 16 Oktober 2025, Secara Resmi Mengakhiri Kerja Sama Dengan Pelatih Asal Belanda, Patrick Kluivert, Beserta Seluruh Staf Pelatihnya. Pemutusan ini di lakukan melalui mekanisme mutual termination atau kesepakatan bersama setelah hampir satu tahun menukangi Timnas Indonesia.

Kluivert mulai menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Januari 2025, menggantikan Shin Tae-yong. Kontraknya di tandatangani untuk dua tahun hingga 2027 dengan opsi perpanjangan. Namun, dalam kepelatihannya, hasil yang di capai belum memenuhi harapan besar yang di bebankan kepadanya.

Di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Indonesia mengalami kekalahan penting dari Arab Saudi dan Irak, yang akhirnya memastikan tim Merah Putih gagal melaju ke putaran selanjutnya. Kekalahan 0-1 dari Irak menutup peluang Indonesia untuk unggul poin dan melanjutkan perjuangan di ajang tersebut.

PSSI menyatakan bahwa pemutusan kerja sama di lakukan “lebih awal” dari durasi kontrak, melalui kesepakatan bersama. Keputusan ini berdasarkan evaluasi menyeluruh termasuk performa di lapangan, dinamika internal, serta arah strategis pembinaan sepakbola nasional ke depan. Selain Kluivert, staf kepelatihan dari Belanda (seperti Alex Pastoor, Denny Landzaat, Gerald Vanenburg, Frank van Kempen), pelatih di level U-23 dan U-20 juga terdampak.

Selama hampir satu tahun, Kluivert mengaku kecewa atas kegagalan membawa Indonesia ke Piala Dunia, namun ia juga menyebut bangga terhadap usaha dan budaya kerja yang di bentuk bersama tim. Sementara itu, PSSI melalui Ketua Umum Erick Thohir mengucapkan terima kasih atas dedikasi yang telah diberikan oleh Kluivert dan timnya. Pemerintah pun melalui Menteri Sekretaris Negara mendorong agar PSSI segera mencari pengganti dan melanjutkan pembenahan sepak bola nasional dengan tidak kehilangan momentum.

Dengan berakhirnya era “gerbong Belanda” bersama Kluivert, Timnas Indonesia akan memasuki fase pembenahan struktur kepelatihan dan evaluasi target-target jangka pendek hingga jangka panjang.

Kluivert Di Tunjuk PSSI Pada Awal 2025 Untuk Menggantikan Shin Tae-Yong

Harapan besar publik sepak bola Tanah Air untuk melihat Timnas Indonesia tampil di Piala Dunia 2026 akhirnya pupus. Setelah menjalani perjalanan panjang di babak kualifikasi, skuad Garuda harus mengubur impian tersebut usai gagal melangkah ke putaran selanjutnya. Banyak pihak kemudian menyoroti peran pelatih Patrick Kluivert, yang di nilai menjadi salah satu penyebab utama di balik kegagalan tersebut.

Kluivert Di Tunjuk PSSI Pada Awal 2025 Untuk Menggantikan Shin Tae-Yong. Dengan reputasi besar dan pengalaman di level Eropa, publik berharap Kluivert bisa membawa perubahan signifikan bagi Timnas Indonesia. Namun, realitas di lapangan berkata lain. Dalam sepuluh bulan masa kepemimpinannya, performa Indonesia justru tidak stabil dan gagal menunjukkan progres berarti.

Beberapa keputusan taktis Kluivert menuai kritik, mulai dari rotasi pemain yang membingungkan, minimnya adaptasi terhadap gaya main Asia, hingga strategi bertahan yang terlalu kaku saat menghadapi tim-tim kuat seperti Arab Saudi dan Irak. Kekalahan tipis namun krusial di dua laga terakhir membuat Indonesia kehilangan peluang lolos.

Selain itu, komunikasi Kluivert dengan pemain juga di sebut tidak berjalan efektif. Beberapa laporan menyebut ada kesenjangan budaya dan bahasa antara staf pelatih asal Belanda dan pemain lokal, yang berdampak pada pemahaman taktik di lapangan. Meski PSSI sempat memberikan dukungan penuh, hasil buruk membuat kepercayaan itu memudar.

Akhirnya, pada Oktober 2025, PSSI resmi mengumumkan pemutusan kontrak Patrick Kluivert dan seluruh staf pelatih asing. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyebut keputusan ini di ambil setelah evaluasi mendalam atas performa tim nasional di ajang internasional.

Kegagalan ini menjadi pelajaran berharga bagi sepak bola Indonesia. Pengalaman bersama Kluivert menunjukkan bahwa nama besar pelatih belum tentu menjamin kesuksesan. Ke depan, PSSI di harapkan bisa mencari sosok pelatih yang lebih memahami karakter pemain Indonesia dan mampu membangun sistem permainan yang konsisten demi masa depan sepak bola nasional yang lebih baik.

Pemecatan Kluivert Di Umumkan Langsung Oleh Erick Thohir

Setelah melalui evaluasi panjang, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akhirnya resmi memecat Patrick Kluivert dari jabatan pelatih kepala Timnas Indonesia pada 16 Oktober 2025. Keputusan ini di ambil setelah Timnas gagal melaju ke babak lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, yang menjadi salah satu target utama Kluivert sejak awal masa jabatannya.

Pemecatan Kluivert Di Umumkan Langsung Oleh Erick Thohir, dalam konferensi pers di Jakarta. Erick menyebut keputusan ini di lakukan setelah melalui evaluasi mendalam terhadap kinerja tim dan staf pelatih. Ia menegaskan bahwa langkah ini bukan keputusan emosional, melainkan bentuk tanggung jawab organisasi terhadap hasil yang tidak sesuai harapan.

Kluivert sendiri di tunjuk pada awal 2025 dengan kontrak berdurasi dua tahun. Kedatangannya membawa harapan besar karena reputasinya sebagai legenda sepak bola Belanda dan pengalaman melatih di Eropa. Namun, performa Timnas di bawah asuhannya justru tidak menunjukkan perkembangan signifikan. Indonesia gagal tampil konsisten dan kehilangan banyak poin penting di babak kualifikasi, termasuk kekalahan dari Arab Saudi dan Irak yang menjadi penentu gagalnya lolos ke Piala Dunia.

Dalam pernyataannya, PSSI juga menegaskan bahwa pemecatan dilakukan melalui mekanisme mutual agreement atau kesepakatan bersama. Artinya, kedua pihak sepakat untuk mengakhiri kerja sama lebih awal tanpa konflik hukum. Selain Kluivert, PSSI juga memutus kontrak seluruh staf pelatih asal Belanda yang turut bergabung, seperti Alex Pastoor dan Denny Landzaat.

Menanggapi pemecatan tersebut, Patrick Kluivert menyatakan rasa kecewa namun tetap menghormati keputusan PSSI. Ia mengaku bangga atas dedikasi para pemain Indonesia selama masa kepelatihannya dan berharap sepak bola Indonesia terus berkembang.

PSSI kini tengah menyiapkan pelatih baru untuk menata ulang strategi Timnas menuju ajang Piala Asia dan turnamen internasional berikutnya. Erick Thohir menegaskan bahwa langkah selanjutnya harus difokuskan pada pembangunan sistem jangka panjang yang berpihak pada pembinaan pemain muda dan kesinambungan performa tim nasional.

Sebagian Besar Pendukung Timnas Menyambut Keputusan PSSI Dengan Rasa

Pemecatan Patrick Kluivert dari kursi pelatih kepala Timnas Indonesia oleh PSSI pada 16 Oktober 2025 memunculkan beragam reaksi dari publik sepak bola Tanah Air. Keputusan ini datang setelah Indonesia gagal melaju ke babak berikutnya Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, yang membuat para penggemar Garuda kecewa sekaligus terpecah dalam pandangan mereka terhadap langkah PSSI.

Sebagian Besar Pendukung Timnas Menyambut Keputusan PSSI Dengan Rasa lega. Banyak yang menilai bahwa performa Indonesia di bawah arahan Kluivert tidak sesuai ekspektasi. Strategi yang di terapkan di anggap kurang efektif, dan pola permainan tim sering kali tidak stabil. “Nama besar saja tidak cukup, pelatih harus paham karakter pemain lokal,” tulis salah satu komentar warganet di media sosial X (Twitter). Banyak suporter menilai PSSI sudah tepat mengambil langkah tegas demi masa depan Timnas.

Namun, tak sedikit pula yang menyayangkan keputusan tersebut. Beberapa penggemar menilai Kluivert belum di beri waktu cukup untuk beradaptasi dengan kultur sepak bola Indonesia. Mereka menyoroti bahwa perubahan sistem permainan memerlukan waktu lebih dari sepuluh bulan. “Jika setiap pelatih di pecat setelah gagal sekali, kapan Indonesia bisa punya kontinuitas?” ujar seorang pengamat sepak bola nasional.

Dari kalangan analis, pendapat juga terbagi. Ada yang berpendapat bahwa Kluivert gagal membaca karakter kompetisi Asia yang berbeda dari Eropa. Namun, sebagian lainnya menilai kesalahan tidak sepenuhnya pada pelatih, melainkan pada sistem pembinaan pemain yang belum solid.

PSSI melalui Ketua Umum Erick Thohir menegaskan bahwa keputusan pemutusan kerja sama dilakukan dengan pertimbangan profesional, bukan karena tekanan publik. Ia menambahkan, PSSI menghargai kontribusi Kluivert dan berharap publik tetap mendukung Timnas dalam fase transisi ini PSSI.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait